Biar kuceritakan sedikit kisah ku dengan sosok ayah yang selama ini selalu ku ceritakan, yang selalu ku banggakan, dan yang selalu menjadi panutan ku dalam menjalani kehidupan ini..
BAPAK.
iya panggilan ku kepada laki laki yang telah memperkenalkan Allah lewat adzannya di waktu kecil, meski sebenarnya mungkin dia bukan orang yang ahli agama, iyah....
bisa dibilang bapak masih jauh dari agama, karena sholatnya yang masih bolong bolong, heheh pokonya dengan ilmu keagamaan lainnya, tapi itu tidak mengurangi rasa kagumku padanya, rasa sayangku padanya..
BAPAK.
orang yang selalu ku ceritakan dan menjadi tombak semangat ku, tombak untuk menjadi anak yang soleha nan baik untuknya, baik dunia maupun akhirat . aamiin
tapi, siapa sangka sebelum rasa kagum ini memuncak, sebelum rasa sayang ini begitu melekat, aku dan bapak mengalami pasang surut rasa kasih sayang itu.
tepatnya suatau kecil dahulu, ketika emosi bapak yang memuncak muncak atas kenakalanku yang mengakibatkan dia mulai memukul kaki ku,hingga aku jatuh tersungkur. Dulu kalau bapak yang sudah mukul aku pasti langsung diem , diem karena kaget sakin sakitny, dan hanya nangis memendam, karena bapak tidak suka aku cengeng.
saat itu hujan turun lebat, aku yang baru bangun tidur mendapati tidak ada mama disampingku kaget dan menangis mencari mama, namanya juga masih kecil, hehe bapak yang kala itu mungkin sdang pusing tidak sengaja memukul kaki ku dengan besi hordeng hingga aku jatuh , sambil menangis perlahan menahan sakit melihat kearah jalanan, tiba tiba bapak menghampiriku , mengusap air mataku dan menggendongku, dia bilang mana yang sakit dan meminta maaf padaku, meski dulu masih kecil tapi rasa yang kurasa begitu amat dalam, kalau bapak sebenenrya sayang banget sama aku.
Dari kecil orangtuaku memang tempramen, dan dari kecil juga aku memang sudah dekat dengan bude budeku, karena dia tidak punya anak perempuan, setiap kali aku dimarahi mama dan bapak pasti aku mengadu padanya dan pasti bude nasihati mereka, tapi tetap saja, emosi mereka kadang tak terkontrol dan aku menjadi korbannya.
Waktu aku kecil bapak adalah seorang penjahit tas, dari kecil aku tidak pernah membeli tas, karena bapak yang buatkan, kalau beli pasti tasnya jebol. hehe bapak kerja kompeksian d daerah galaxi, dari kecil memang sebenarnya aku manja dengan bapak, aku juga udah bawel dari kecil, hehe , seminggu sekali bapak pulang, dan sebelum bapak pulang pasti aku telepon ke tempat kerjanya , aku telepon di wartel dekat rumahku, aku telepon minta di belikan susu Dancaw, atau Andec. hehe sekarang susu andec udah ga ada. hehe
kadang juga aku dan mama suka main ke tempat kerjaan bapak, tapi pas pulang aku bareng bapak naik sepeda, sedangkan mama naik angkot, dulu aku ingat sekali pernah bilang sama bapak, " Pa nanti kalau aku bisa naik sepeda gantian bapak yang aku bonceng." hehe Alhamdulillah sekarang bukan bisa naik sepeda lagi, tapi motor, meski bapak kalau di bonceng anaknya ini suka ngeri, karena katanya terlalu ngebut, hehhe . ( namanya juga lady biker).
Tapi aku sedih, setiap bapak pulang pasti ada aja yang di perdebatin, mama dan bapak selalu ribut, kadang aku suka kaget kalau denger bapak udah bicara kencang, tapi dia ga pernah sih main tangan ke mama, dia selalu melampiaskan barang yang ada di depannya..
seiring berjalan waktu aku tumbuh besar, bapak udah jarang mukul, tapi suka marah marah, bisa dibilang lebih banyak marah marahnya, nadanya selalu keras kalau bicara , bapak juga jarang perhatian sama aku, karena sibuk dengan profesinya yang baru menjadi pedagang pempek, mungkin karena pertama kalinya dia keliling mendorong gerobak, sebenrnya waktu awal dia menjadi pedagang agak kasihan sih, karena kan di jalan, dorong dorong berat, tapi Alhamdulillah sekarang bapak mulai terbiasa, dan sudah kurang lebih 12 th bapak menjadi pedagang pempek. hehe
PUNCAK KASIH SAYANG SEBENARNYA.
Sejak dulu aku selalu percaya bahwa bapak sebenrnya memiliki hati yang luar biasa lembut, walau dia terkadang suka marah marah, tapi itu wajar karena dia mungkin lelah, tapi suatu hari aku sedih sekali kala aku mulai merasakan sakit, bapak tidak perhatian, bapak selalu bilang kalau aku sakit dibikin sendiri, karena pola makan yang tidak baik. bapak juga pernah memukul ku lagi, ketika aku merengek pengen banget diambilin rapot sma mama atau bapak, tapi mereka tidka pernah bisa, sebenrny aku itu pengen mereka tau, aku cukup berprestasi loh di sekolah, hihi atau cukup dikenal di sekolah,.wkwkw aku ingin mereka bangga, tapi apa daya,itu semua hanya mimpi. bapak malah memukulku pakai centong pempek yang panas, ke bibirku lantaran dia kesal karena kau selalu mengeluh, rasanya sedih sekali, perih, pedih.
Lalu Hal yang paling mengubah Hidupku dan BApak adalah ketika Aku sakit, benar benar sakit, benar benar hanya dorongan keluarga yang bisa menyembuhkannya, benar benar harus dirawat.
Dan benar benar membuat ku sadar bahwa Bapak Adalah Orang Yang Penyabar dan penuh kasih sayang...
Iyah, Saat ku sakit aku justru banyak belajar dari bapak, Bahwa ternyata aku memiliki bapak yang laur biasa hebat. BAPAK yang mau berubah menjadi lebih baik, untuk anaknya, untuk keluarganya, bapak yang TEGUH DALAM PENDIRIANNYA, DALAM KEPUTUSANNYA, DALAM SATU PILIHAN DAN KEPUTUSAN DARI HIDUPNYA.
Saat kusakit, bapak adalah orang pertama yang menangis untuk kesembuhanku, bapak adalah orang pertama yang mencari pengobatan untukku, bapak adalah orang pertama yang merasa takut kehilanganku sebagai seorang anak, dan merasa bersalah karena pernah melayangkan tangannya padaku.
Selalu ingat dalam benakku, ketika ia bercerita tentang pertemuannya dengan mamaku, tentang keyakinan dia berumah tangga, tentang keputusan dia menikah, tentang bagaimana dia berjuang mencari nafkah dengan halal, walau dia hanya lulusan SD. dia yang berusaha menopang anaknya agar bahagia.
Selalu ingat dalam benaku, betapa sabar ia dalam mengahadapi ujian ini, entah apa yang membuat dia bertahan, padahal aku sendiri melihat perjuangannya begitu berliku.
kadang aku sedih, dan aku mencoba bertanya pada bapak, kenapa bapak tidak sholat, puasa dsb? aku menangis mendengar jawabanya, yang tak bisa aku ceritakan, aku pun sendiri tak bisa berbuat apapun,,,
kadang aku melihat kejauhan dia yang menangis, entah karena bahagia atau apa? aku tak tahu...
Saat Mbah meninggal yaitu ayahnya bapak, aku melihat raut wajah bapak yang amat sedih, kini dia yatim piatu, tidak ada ayah, ataupun ibunya, aku tahu bahwa bapak ditinggal oleh ibunya kelas 6 sd, saat dia masih kecil, bapak yang pekerja keras itulah cerita cerita dari bude, bahkan saat dia menikah pun dengan hasil kerja kerasnya, bapak yang penyayang, Aghh rasanya air mataku tiba tiba saja mentes menulis ini...
Tapi meski ku fikir bapak jauh dari agama, saat mbah meninggal aku melihat bahwa sesungguhnya bapak adalah orang yang mengerti agama, meski aku tahu amalannya semua bisa saja gugur karena tiang agama nya yaitu sholat tidak dia dirikan, namun siapa sangka rasa sayang bapak mengetuh hatinya untuk sholat, semenjak kejadian mbah meninggal tanpa ada yang menyuruh sebelum adzan berkumandnag bapak sudah di masjid, bapak banyak berdoa, tak jarang kulihat matanya sembap, selepas dia pulang dri masjid ,kala itu aku berdoa dalam hati semoga bapak istiqomah.
tapi keadaan yang membuatnya jarang sholat lagi, aku tahu itu apa alasannya, tapi aku tidak ingin membiarkan bapak terlalu jauh. aku selalu berusaha mengingatkan bapak untuk sholat.
semenjak aku sakit dahulu, bapak nyaris tak pernah berkata kencang padaku, bapak selalu menjadi pendengarku yang baik, bapak juga adalah teman ngobrolku yang palin asyik, bapak selalu memberikan ku pilihan , dan selalu mendukung apapun pilihan ku itu, bapak selalu pesan, kalau yang bisa menyelesaikan semua adalah diri kita, keteguhan kita bukan orang lain, orang lain hanya perantara, selebihnya adalah diri kita yang berjuang, bapak juga selalu mengingatkan jika dia merasa pilihanku salah, bapak selalu bilang untuk belajar dari kesalahan, kalau memang aku penasaran , coba saja dan HADAPI.
itulah bapakku, bapak yang TIDAK PANTANG MENYARAH, BAPAK YANG MENYABAR, PENYAYANG, DAN TIDAK PERNAH MENGELUH PADAHAL BEBAN HIDUP YANG DIA PIKUL AMAT BERAT.
aku tahu bapak bukan ahli agama, tapi aku tau bapak mengerti tentang agama, aku tahu bapak bukan orang berpendidikan, berpangkat dsb, tapi bapak punya pribadi dan prinsip yang tidak semua orang miliki, aku tahu itu pa..
terima kasih pa, terimakasih karena bapak telah memberikan ku pengetahuan dan ilmu ilmu kehidupan, terima kasih karena bapak mengajarkanku tentang arti kasih sayang, tentang arti sabar.
ttd anak sulungmu
iis ismawati nurhasanah
0 komentar:
Posting Komentar