Entah
mengapa kini tangan serta pikiran ini ingin menulis mencurahkan isi hati
kembali untuk kedua orang tuaku tersayang,
Setelah
beberapa tahun lamanya tidak bermelow melow dengan perasaan yang berkecamuk ini
kepada kedua orang tuaku yang terkasih.
Jika
dahulu, aku sering membuat coretan coretan dikertas lalu kemudian aku tempelkan
ditembok dengan isi dan kata kata pertanyaan demi pertanyaan serta keinginan
keinginanku terhadap sikap mama bapak kepadku, maka kini aku ingin menulis
mencurahkan segala isi hatiku serta rasa banggaku, rasa haruku, dan juga jawaban jawaban dari semua pertanyaan
pertanyaanku terdahulu .
Pagi
ini, setelah mengumpulkan rasa yang begitu dalam tentang kekuatan serta energi
yang entah datangnya dari mana ketika beberapa bulan ini sering curhat
mengobrol atau bahkan istilah jaman sekarang sharing kepada mama bapak tentang
semua kejadian yang kaulami belakangan ini.
Tentang
rasa syukur, tentang cinta, tentang kepercayaan, keyakinan dan juga pengharapan
yang dibarengi oleh doa nan tulus dari kedua orang tuaku yang tercinta.
Dear
Mama Papa.
Sebelumnya
maafkan lah anak mu ini yang sampai saat ini selalu merepotkan kalian, membuat
kalian sedih atau bahkan khawatir yang berkepanjangan.
Ma,
pa..
Ketahuilah,
betapa diri ini begitu menyayangi kalian, jiwa ini hati ini bahkan fikiran ini
seperti tersetting dan menyambar hanya untuk memikirkan serta melakukan
bagaimana caranya membahagiakan kalian.
Ma,
pa..
Ketahuilah
saat ku jauh dari kalian, begitu tersiksanya hati ini terkikisnya jiwa ini
karena merasa hau akan kasih sayang kalian, bukan..
Bukan
maksudku saat jau kalian tidak menyalurkan kasih sayang itu padaku, namun
sungguh naluriku sebagai seorang anak perempuan, masih kental dengan karakter manjaku yang ingin dibelai
serta diperhatikan secara dekat.
Ma
, pa..
Andai
kalian tahu, aku memiliki mimpi yang besar dalam hidupku, cita citaku setinggi langit, hingga sampai
terkadang aku lupa diri siapa diriku sebenanrnya, namun..
Ketika
aku mulai menyadari arti kemarahan kalian padaku, aku tersadar lalu ku
rendahkan cita citaku, bukan,,, bukan berarti aku tak memiliki mimpi serta cita
cita kembali, hanya saja kemarahan kalian membuatku sadar, bahwa dalam
perjalanan hidup akan ada prosess yang namanya terjatuh sakit tersungkur karena
sebuah ambisi tanpa didasari oleh bekal yang matang, maka kemarahan kalian bak
seperti menguji mental serta nyaliku untuk menjalani proses demi proses
kehidupan itu.
.
Dear
Mama papa..
Ketahuilah,
kalian adalah motivator terbesar dalam hidupku,
Kisah pertemuan kalian, perjuangan kalian ,
hingga mimpi kalian adalah tujuan terbesar dalam hatiku,
Ma, pa..
Tahukah kalian, hatiku selalu menangis
serta teriris ketika tak sengaja mendengar permintaan mama serta harapan mama
kepada Sang Maha Pemberi Skenario dalam setiap sujud Mama, kemudian leluconan
bapak kepadaku setiap kali ingin berangkat mencari nafkash, saat tangan sudah
mulai menopang gerobak, lelucon yang berbunyi, “bismillah panas kepanasan ujan
keujanan.”
Tahukah engkau duhai lelaki yang ku
idolakan bernama ayah...
Hatiku selalu gelisah bercampur
kekhawatiran amat dalam, ketika hujan diertai angin kencang, engkau berjuang
keras mencari nafkah yang diriihoi olehNya untuk keluargamu.
Maka, harapan mama, serta perjuangan bapak,
ku kemas menjadi satu dalam doa serta ikhtiarku dalam perjalanan menuju
JannahNy.
Ma, pa.
Kalian bak Pemandu Surga dalam hidupku
untuk menuju jalan yang dirdhoiNya sampai kepada tempat yang bernama Surga..
Bagaimana tidak..
Ketika aku selalu kehilangan arah serta
dalam tujuan hidupku, seketika wajah kalian selalu terbayang difikiranku, lalu
kemudian entah darimana datangnya energi itu, kakiku terus melangkah menuju jalan
yang membawaku untuk bisa membahagiakan kalian.
Perbuatan yang sederhana mungkin, namun tak
kusangka menjadi luar biasa untuk bekalku menuju jannahNya..
Oh
iya Ma, Pa.
Ada
suatu kesalahan yang sering ku perbuat saat jauh dari kalian, dulu saat masih
kuliah maafkan anakmu ini, yang suka berpergian dengan yang bukan muhrimnya,
padahal dahulu mama dan bapak selalu berpesan untuk jangan sering kebanyakan pergi dengan lawan jenis. Maaf ...
Dan
kini,
Aku
ingin mengembalikan hak kalian kepadaku, atas restu dan ridho Mama Papa, aku
akan pergi jika kalian yang memberikan ijin .
Ma
, pa.
Aku
tahu , bahwa belakangan ini kalian mulai memikirkan masa depanku, bersama dia
yang entah siapa dan dimana, sebab aku juga pun demikian..
Namun..
Ketahuilah
ma, pa..
Aku
telah menitipkan kisah sebaik mungkin kepada Dia Sang Maha Pemberi Skenario,
Kepada Dia Sang Pemberi Kehidupan, Kepada Dia Sang Pemberi Takdir, untuk
mempertemukanku dengan seseorang yang akan menjadi ahli waris profesi kalian
sebagai pemandu surgaku di masa depan. Dalam waktu serta keadaan yang sebaik
baiknya, sebab bila sudah Allah yang berkehendak pastilah itu jalan yan terbaik
untuk hambaNya.
Maka...
Izinkanlah
serta perkenankanlah aku, untuk bermanja manjaa terlebih dahulu dengan kalian
ma, pa..setelah beberapa tahun kita terpisah oleh jarak dan waktu yang cukup
lama.
Dear
Mama, Papa..
Tetap
menjadi mama papa seprti dahulu yang ku kenal, yang tetap menegurku ketika
kusalah, yang mempercayai dan yakin dengan diri anakmu ini yang selalu ingin
diberi getakan nasihat yang membangun.
Ma,
pa..
Kini
aku mengerti arti dari semua amarah kalian, larangan kalian, semua itu tidak
lain dan tidak bukan guna membentukku menjadi anak yang lebih kuat, memiliki
tujuan hidup, serta menghargai setiap proses dan fase kehidupan ini.
Terima
kasih ma, pa..
Sehat
selalu ya, sampai keinginan keinginan kalian dapat aku wujudkan J
Ttd
Titipan
Allah untuk Mama Papa.
0 komentar:
Posting Komentar