Pernah dengar kata kata " bahwa semua akan terasa indah ketika telah dilewati"
yah begitulah kira kira hal yang sering membuat aku bersyukur, senyum senyum sendiri ketika mengingat moment moment atau kisah yang diberikan Allah padaku sampai saat ini dan sampai detik ini, proses dan fase yang pasti memang semua orang pun mengalaminya.
saat pernah begitu rapuh, saat pernah begitu lelah, sampai titik dimana yauda deh Gimana Allah aja , gimana nanti kedepannya aja.
Kita semua pun pasti pernah mengalami penurunan dalam iman, melakukan dosa, baik disengaja maupun tidak, baik yang nampak maupun tidak, ya begitulah manusia dan kehidupan, tapi percayalah getaran dalam setiap tangisan terkadang itu adalah petunjuk dari Allah yang menarik kita untuk lebih dekat dan dekat padaNya.
Bahkan dalam setiap fase kehidupan kita pernah merasa sangat begitu kecewa, tapi Maha Baiknya Allah yang tetap mengantarkan pada tiap niat niat kita.
aku pernah begitu kecewa dalam kehidupan, aku pernah begitu kecewa pada seseorang, aku pun pernah begitu kecewa kepada diriku sendiri, tapi aku tak pernah menemui kekecewaan saat aku bercerita, berdialog , menangis, bersujud dihadapan Allah, justru terkadang aku malu pada Nya, sebab masih sering lalai dan sering sekali tak menghiraukan panggilanNya, tapi banyak pertolongan yang dtang dariNya.
Aku selalu percaya dan yakin, bahwa suatu saat aku pun akan tersenyum mengingat akan proses yang sedang kujalani saat ini, sebab jujur saja aku merasa proses kali ini benar benar make me crazy 😂. Aku sering membuat planning dalam hidupku, dan jujur saja proses dalam planningku kali ini memang tidak bisa ku tebak seperti apa nanti endingnya, tidak seperti proses saat dimana ku kuliah, saat dimana ingin ku menikah, rasanya aku hampirnl dibuat tak berdaya dengan proses kali ini, tapi sungguh Maha BAik Allah yang menutupi aib aib kita, dan memberikan kebaik kebaikan dalam hidup kita, namun aku yakin kelak aq pun akan tersenyum dengan ending dari proses saat ini, berfikir bbahwa betpa dahsyatny pertolongn Allah skenari dari Allah, yang mungkin jika difikir dengan logika itu tidak mungkin, tpi bisa mungkin bagi Allah.
seperti saat waktu aq kuliah jatuh tertabra motor, nabrak, masuk rmh skit DBD haha klo diingat2 dan difikir2 rasany tubuh mungilku tidak sanggup menahan semua itu, bsa saja aku tewas saat tertabrak atau menabrak atau saat kritis krena DBD, tpi masha Allah, banyak sekali pertolongan Allah.
Namun, dibalik proses saat ini yang benar benar tak bisa ku menerka endingnya, justru aku sedang terkesima, dan tersipu akan proses ku yang telah menikah, dengan seorang pria yang tak pernah kuduga, barangkali dulu aku sempat terbesit ingin dengannya (tertarik), tapi tidak terlalu menggebu gebu, dan memaksakan kehendak, aku percaya, sesuatu yang terlalu tergesa gesa dan terlalu diinginkan pun tidk baik, sekalipun itu bernafskan tujuan baik, tpi kembali lagi Allah lah Maha Penilai Terbaik.
Jatuh cinta pada suamiku sendiri, setiap hari setiap saat setiap detik, entah tapi setelah menikah aku makin jatuh cinta padany, sampai mungkin inilah yang dinamakan aku senang dengan prosesku pertama saat mengenalnya, saat jauh, saat dekat, saat rindu, sampai menikah, MAsya Allah sungguh indah skenario Allah, aku saja yang hanya temenan suka senyum senyum sendiri bahwa Allah kasih suami yang barangkali dulu aku suka, bagaimana mereka yang dengan proses taaruf, lalu dipertemukan dengan laki2 yang baik dan dipermudah oleh Allah, masya Allah, sungguh sutrada terbaik didunia adalah Allah.
rasanya aku masih ingat pertama kali aqu kenal suami, aku risihnya, aku rindu, aku menjauh, sampai kita menikah..
melewati banyak proses, melewati banyak hati, melewati banyak kejadian, mana tau kalau ternyata pendampingnya adalah teman sendiri, tanpa banyak yang kita bicarakan soal pernikahan, yang kita bicarakan hanya restu restu dan restu, atau sekedar bergurau layaknya seorang teman, sampai ternyata Allah mempersatukan kita dalm restu, akad yang bernama sebuah pernikahan.
sungguh, aku bersyukur atas segala perjalanan kehidupan ini, Skenario Terbaik Dari Allah.
.
.
gladious