Bismillahirrahmanirrahim.
pernikahan
sebuah kata yang kini terdengar familiar d telingaku, sebuah kata yang kini sudah tak asing lagi buat ku, karena memang mungkin sudah waktu dan jamannya untuk membicarakan hal tersebut. membicarakan masa depan, tentang sebuah pilihan hidup.
biasanya aq menulis tentang kehidupan keluarga, serta pekerjaan jarang aku menulis tentang cinta, cinta dari ketertarikan aku pada seseorang, atau kisah cinta yang bisa dijadikan pelajaran , ya itu semua karena menurutku kisah cintaku selama ini tidak ada yg berfaedah tidak ada yang menarik, tidak ada yang berbeda masih sama seperti pujangga lainnya buta karena cinta, buta karena nafsu, buta karena kesepian buta karena hnya sekedar ikut ikutan.
tapi biar gimanapun aku selalu percaya bahwa setiap yang terjadi itu memiliki sebuah pelajaran, serta maksud dan tujuan apapan itu seburuk apapun itu termasuk seburuk2nya kisah cinta ku.
sebenarnya kali ini bukan mau membahas tentang bagaimana rasanya aku jatuh cinta, atau rasanya aku tersakiti. tapi aku ingin membahas tentang bagaiamana sebenarnya keputusan2 yang telah kuambil terlebih dahulu, keputusan yang tak pernah dimengerti oleh mereka yang menganggap aku sebagai perempuan labil, sebagai perempuan tanpa kepastian, , atau sebagai perempuan yang sombong atau mungkin sebagai perempuan yang aneh .
aku selalu menyadari akan hal itu, aku selalu menyadari akan sikap ku yang mungkin membuat mereka bertanya2 kenapa dan kenapa ? tapi mereka lupa bahwa dalam cinta tanpa sebuah ikatan, rasa kecewa akan ada, bukan dari satu pihak pasti dari kedua belah pihak.
tak perlu orang tau bagaimana aku melewati semua kisah cinta yang kupilih itu, kisah dengan konsekuensi perubahan dalam hidup, yang mensetting otak , sikap dan perasaan.
usia ku kini 24 tahun, dan diusia ini aku benar2 banyak mengambil pelajaran tentang arti kesendiria n ku, awalnya aku merasa begitu sepi, rasanya aku butuh teman untuk bercerita, tapi untuk apa semua itu, meski terkadang membuat sedikit tenang tapi sebenarny itu membuat diriku semakin jatuh semakin mengingatkanku bahwa aq kesepian..
kini aku berada di tempat masa laluku sebelum aq mengenal cinta yang beraneka ragam, sebelum aku terjun pada lembah cinta yang begitu hitam serta tanpa tujuan.
yahh, sebelumnya aq adalah orang yg tertutup aku tidak suka dengan keramaian aku tidak suka dengan buaian aku tidak percaya itu, aku takut berjalan berdampingan dgn yg bukan muhrimku aku tkut. #sewaktu dulu
aku mencoba mengikuti perkembangan jaman bagiku tidak ad ada slahnya berteman dgn mereka yg lawan jenis tapi aku lupa bahwa banyak hawa nafsu yg tidak bisa kukendalikan bahwa ada bisikan setan dimana mana. tidak mungkin dua org laki2 dn perempuan bersama itu tidak memiliki perasaan.
aku sadar akan hal itu aku sadar itu tidak baik, lalu kemudian aku mencoba tempat membuka hatiku bagi mereka yg berniat baik.
Allah pun mengabulkannya, tapi qadarallah aku belum ditakdirkan untuk menjadi seorang istri dalam waktu dekat saat itu.
saat itu dengan segala kepasrahanku pada Sang Maha pemberi Skenario, aku mencoba mengikuti apa yg ku anggap benar walau aku tau masih jauh dari kata benar.
seseorang datang dengan niat yg baik kepadaku, dengan segala kejujurannya dengan segala kebaikannya dengan segala pengertiannya, tapi hati seseorang tidak ad yg tahu bagaimana dia sebenarnya. baik bukan berarti mengerti aakaan arti sebuah takdir. atau bukan berarti dy jdoh kita
aq selalu percaya bahwa wanita diciptakan dengan perasaannya yang kuat nan lembut, dya bisa jauh lebih tegas mengambil keputusan dari seorang pria, dya juga bisa sangat mudah menangis melihat seseuatu yg menyentuh sanubarinya
saat itu pertemuan kedua ku dengan pria tersebut , dan saat itu pula aq lebih banyak bertanya pada dya, tentang niatnya tentang tujuannya hidupnya keluarganya dsb
entah kenapa ada perasaaan ragu kala itu, karena disaat itu aq sedang mengerjakan tugas akhir ku untk kejenjang sarjana ekonomi, rasanya ada baanyak hal yg membuat ku ragu dan memtuskan untk tidak meneruskan perkenalan itu.
aq tau aq salah juga kala itu,aku membiarkan dya terlalu dekat denganku dengan kehidupanku dan dengan keseharianku, kita tidak pacaran kita memang ada niat untk kejenjang yg lebih serius tpi mungkin itu jalnnya agar aq bsa lebih belajar kedepannya.
sebenarny dari awal juga aq sudah menjelaskan aq tidak mau pacaran tpi aq juga tdak mau terlalu cepat mnikah minimal satu sampai 2 thun dari masa kelulusanku aku tahu aq salah. dan aq berusaha sebaik mungkin untk menjelaskannya.
qodarallah 4 bulan setelah wisudaku aku mendapat kabar bahwa dia telah menikah dengan seseorang yg aku ketahui siapa muhrimnya.
perasaanku biasa saja, malah aq seperti yakin bahwa keputusanku itu benar.
akhirnya aku menjalani kehidupanku kembali, walau dipersimpang jalan aq terjeblos kembali pada sebuah perasaan yg tidak baik. tapi untgnya itu tdak berlangsung lama aku bisa mengatasinya.
namun satu tahun hampir dua tahu berlalu dari kejadian itu, dia datang kembali . menanyakan kabarku, menanyakan kapan ku menikah dsb. aku anggap itu sebuah silahturahmi, tapi lama kelamaan isi pesannya seperti masih bertanya2 kenapa dulu aku menolaknya.
kenapa aku tidak memberikan kepastian tentang jawabanku ? aku bingung bagian mana yang masih menjadi pertanyaan untknya, aku rasa bukankah sudah tdk ada lagi yg d pertnyakan sedang dya sudah menikah dn memilki anak. apa jawban itu perlu dijelaskan sedetailnya, jika dya sudah memiliki keputusan untk memilih yang lain .
saat itu aku hampir kacau kembali, aku merasa sangat merasa tdk tegas menjadi seorang wanita perasaan ku seakan2 tercabik2, bukan rasa suka melainkan perasaan akan sikap diriku sendiri . kenapa dia atau mereka yg pernah berusaha berniat baik tapi justru menodai niat baik mereka sendiri yang selalu mempertanyakn perasaanku, sedang mereka bisa menilai ku sendiri bagaimana diriku.
lalu tepat di hari jumat, 25 mei 2017 tiba2 aku ingin mendapat notif dari film maker muslimah judulnya mahar cinta, saat ku tonton ternyata kisahnya ada hikmah nya. hikmah dimana sang perempuan berkata bahwa tidak perlu kamu yang berniat baik pada perempuan itu tau perasaan sesungguhnya dari seorang perempuan sebab tugas laki2 itu berusaha
aku menyimpulkan bahwa dalam hal ingin menikah maka seseorang pun memang harus siap segala sesuatunya
1. meluruskan NIAT
2.lmu pengetahuan agama, atau wawasan.
3.mental
4. keyakinan
kalau seseorang sudah tau hukum2 agama dan adab2 dalam menikah pasti dya tidak ragu lagi, pasti secara otomatis mental mereka juga terlatih, lalu keyakinan pun akan ada. tpi jika sudah tidak memiliki pengetahuan atau wawsan atau agama maka semuanya pun akan runtuh, mengerti agama bukan berarti juga mengerti ilmu pengetahuannya karena sesungguhnya agama islam rapih dan semua sudah ada adab2nya ada cara caranya.
lalu Niat pun adalah inti dari semuanya, terkadang kita sering salah mengartikan niat tersebut. setan itu ada dimana2 dan hati seseorang itu bisa berubah2. maka tetap dibutuhkan keteguhan dan keyakinan untk semuanya aku selalu percaya tentang niat . karena kalau sudah niat itu mendarah daging dengan diri kita secara otomatis dirikita pasti akan berusha mewujudkannya dan semua akan terasa mudah. tanpa merasa ada yg tersakiti, atau merasa di remehkan, atau bahkan merasa di beri harapan palsu.
0 komentar:
Posting Komentar