Ketika Allah Memberikan Skenario Nya

" manusia hanya bisa berencana , tapi Allah lah yang memberi keputusan "


Yaaa. manusia tempatnya salah dan khilaf, dan Sungguh Allah Maha Pemberi Sebaik baiknya Skenario dan Keputusan .

2018 tidak pernah terbayangkan oleh ku sebelumnya bahwa aqu akan mengalami yang namanya sebuah KEGAGALAN,  gagal dalam beristiqomah, gagal dalam menjaga niat, dan gagal membaca niat.

Pernikahan, adalah salah satu ltujuan ku setelah bebrapa tujuan lainnya, ya, keinginan menikah sebananrya sudah ada sejak lama, hanya saja aq benar benar keliru dalam mempersiapkannya, dalam mengartikan simbol pernikahan tersebut.

2018, aq merasakan bagaimana rasanya menjadi wanita yang sangat bodoh, berharap pada sesuatu yang belum menjadi takdirku, menjalankan kisah yang amat rumit, yang ku tahu bahwa itu sebanarnya salah namun ku terjang.

2018, beberapa orang datang dan pergi, ada yang pergi karena ketidaksiapan ku, pergi karena begitus saja, dan pergi memang karena Skenario Allah yang begitu indah.

2018 juga lah aq belajar bagaimana Niat itu begitu Sakral, bagaimana Allah benar benar memisahkan yang bukan menjadi takdir seseorang, Bagaimana perkara Perniakahan banyak hal yang memang tidak mudah, Niat saja tidak Cukup, Baik saja tidak Cukup, bila memang bukan Jodohnya bisa apa ??

dan itu yang kurasakan, meski sejak awal aq memiliki niat menikah karena ingin menyempurnakan separuh agama ku, namun masih banyak yang harus aq jaga.

aku tahu dalam hal ini, aq sangat salah mengartikan perasaan ku padanya, aku begitu menggebu gebu ingin menikah, tanpa memikirkan orang orang di sekelilingku, apakah mereka sudah benar benar meridhoiku dengan pilihanku atau belum .

Aku begitu naif soal perasaan, begitu naif soal sebuah niat, yah itu aqu, yang bila orang lain liat begitu mudah dekat dengan siapa saja, begitu mudah beradaptasi, tapi siapa yang tahu, bahwa aq sama seperti wanita lain, yang bila sudah memiliki niat dan rasa maka aku akan selesaikan itu sampai selesai.

Pernikahan itu bukan perihal aku dan dia, tapi ada keluarga dan ridho Nya, dan aku lupa itu.

Memang, aku memilihnya karena agamanya, karena dia yang sabar, penyayang dan baik 

tapi ku lupa menanyakan perihal seberapa siapnya dia untuk menikah.

karena Perihal Menikah bukan hanya sekedar siap dalam KAta " iy AKU SIAP NIKAHIN KAMU."
bukan. tapi ternyata banyak yang memang harus disiapkan, terlebih lebih soal Keputusan, soal mental, ilmu, dan biaya.

Tidak munafik , menikah butuh semua element itu, bukan hanya soal aku dan kamu saling suka, aku dan kamu punya niat baik, padahal belum tentu niat baik kita sesuai dengan jalan yang kita lakukan, yang mungkin saja bisa jadi Allah tidak meridhoiNya.

dan perihal nikah, RESTU ORANG TUA adalah perihal pertama, dan kesalah terbesar ku adalah menanyakan dengan pasti kepada orang tuaku apakah mereka benar benar RIDHO atau Tidak pada pilihanku..


Ada yang bilang Cinta itu Buta, tapi sebenarnya yang buta itu adalah kita, buta apabila kita melakukan hala hal yang sudah jelas d larang oleh Allah.

Jika ada yang bilang bahwa saat akan menikah banyak godaan, berarti itu seperti kode dari Allah apakah benar iya yangt terbaik untuk kita atau malah sebaliknya, sebab Yang NAmanya Jodoh tidak tertukar, dan yang namanya niat baik akan dimudahkan bukan akan semakin sulit. dan itu yang ku alami.

Pernikahan juga bukan perihal saling suka, sama sama ingin menyempurnakan agama, tapi juga harus memiliki visi dan misi tujuan yang sama, menjadi pasangan yang benar2 di ridhoi Allah agar kelak pernikahannya diridho dan d karuniakan Keturunan keturunan yang Baik untuk agama, nusa, bangsa,  dn keluarga.

Dan dalam hal ini, aku bersyukur atass seknario yang Allah berikan,  sebab dalam perihal ini semua kejadian murni untuk kebaikan bersama, baaik bagiku, baginya, maupun bagi kedua keluarga kita.

bicara soal rasa sedih, aku akui aq sedih, tapi tidak terlalu, sebab saat hatiku mulai merasa ragu padanya aku lebih banyak berdoa pada Allah perihal semuanya, karena dalam hal ini, aq tidak ada niat untuk bermain2 , niat ku hanya satu ingin menikah, dan takingin menyakiti siapapun.

bicara soal kecewa, aku kaui tentu aku kecewa, tapi itu juga tidka terlalu, melihat semua yang terjadi pun adalah keputusanku yng memilihnya membiarkan nya masuk dalam kehidupanku. maka bagiku kecewa adalah bagian resiko yang harus uku hadapi .

bicara soal patah hati, aku malah merasa hatiku jauh lebih baik dibanding saat aku bersamanya, justru aq merasa hatiku seperti d  restart ulang oleh Allah, untuk lebih kuat dan kuat lagi..

Dan, ketika Allah memberikan Skenarionya, maka tidak ada satu pun yang merasa di rugikan, tersakiti dan sedih berlebihan, sebab Allah Maha sebaik baiknya pemberi skenario. 

Bekasi, 30 Januari 2019


0 komentar:

Posting Komentar