Mengerti akan kondisiku yang tak menetap dalam suatu tempat, aku menyusun pernikahan impianku, SEDERHANA, ya aku ingin sekali pernikahanku yang sederhana, pernikahan yang dilaksanakan dengan khidmat dan amat sakral, dalam balutan nuansa putih, keridhoan, serta dihadiri oleh orang orang terdeketaku, dan beberapa tetangga , bahkan tak mengapa jika hanya akad d masjid, dan makan makan biasa. sebab pada dasarnya aku tidka mau mengotori hatiku denga berharap tentang amlop, atau aku ga mau memulai suatu hidup yang baru tapi menumpuk hutang, meski aku akui manusia hidup ga luput dari hutang, entah hutang uang, atau hutang budi.
aku tau itu kedengarannya egois sebab, dalam melangsungkan pernikahan, ada dua buah keluarga yang harus dimintai pendaptnya terutama pendapat orang tuaku.
Pernikahan Impian.
Aku tau aku telah gagal menjaga planningku untuk pernikahan impianku, bertemu dengan calon pemandu surgaku, dalam proses yang amat baik, dengan proses jauh dari maksiat, karena aku akui, sampai detik ini, aku masih terjebak dalam virus itu. virus merah jambu atau masih dikatakan pacaran.
sesungguhnya aku pun telah berusaha memilih jalan cerita cintaku melewati proses yang baik, tapi aku selalu gagal, macam macam gagalnya, tapi aku percaya itu tetap bagian dari skenario yang Allah beri untukku
Pernikahan Impianku.
dalam pemilihan Pemandu surga, aq selalu berdoa kepada Allah agar dia yang menjadi Pemandu surgaku kelak adalah orang yang di ridhoi atau direstui oleh orang tuaku khususnya mama, bahkan aku pernah sempat berfikir tak mengapa jika kelak aqu akan dijodohkan, bukan karena aku tidak bisa memilih bukan, tapi aq sempat berfikir ada banyak jalan hidupku yang justru diarahkan oleh orang tuaku, meski awalnya aku tidak menyukai jalan itu, tapi ada saja jalannya jalan menuju semua kemudahan kemudahan, maka terkadang aku berfikir sungguh aku tidak akan sanggup bila untuk pernikahanku tanpa restuny.
Pernikahan Impianku.
Mengerti bahwa sejak kecil hidupku terombang ambing dari berbagai didikan yang ku dapat, dan jauh dari orang tuaku, bahkan aku pernah merasakan hal buruk dari orang tuaku, maka dalam setiap sujudku dan linangan air mataku, aku meminta kepada Allah agar kelak pernikahanku penuh dengan cinta dan kasih sayang, penuh dengan dukungan, penuh dengan keprcayaan, tentunya pun berpondasikan islamiyah..
sungguh aku tahu bagaimana rasanya berjalan tanpa iringan dukungan, tanpa iringan kepercayaan, tanpa iringan kasih sayang, meski terjaga oleh niat baik, terkadang hati manusia mudah goyah dan hancur ketika ia tau bahwa yang ia perjuangkan itu tidak ada aritnya, maka aku ingin pernikahanku kelak beriringan meski aqu tau itu sulit, tapi aku yakin kelak pernikahanku akan seperti itu, pernikahan yang penuh dengan cinta dan kasih sayang, dukungan kepercayaan, kesetiaan, sampai ajal menjeputku, sampai kontrak ku dunia habis. aku ingin kelak anak anakku tumbuh dalam balutan kasih sayang,balutan dukungan , kepercayaan dariku, hingga ia tak perlu takut untuk melangkah, bhwa ada aku ibunya yang akan selalu mendoakannya, baik dalam sujudku maupun dalam kata kataku.
sungguh, menulis angan angan ini saja airmataku hampir saja menetes, kala aku mengingat begitu berat kehidupan jika kita bergerak tanpa dukungan orang yang kita sayang, dan seketka runtuh bila lisanku membuat patah hatinya, aku tak ingin itu terjadi.
Aku tau setiap orang memiliki jalan hidpunya masing masing, punya cerita hodupnya masing masing, terkadang pun aku berfikir jika semua keinginnku telah terwuud di dunia ini bagaimana dengan akhiratku kelak, maka aku pun berdoa agar apa yang ku lakukan didunia ini pun menjadi penolognku di akhirat kelak, sebab biar bagaimanapun kehidupan yang kekal kelak adalah Akhirat, dan semua amal serta dosa yang kita berbuat benar benar rahasia dari Allah..
dan Penikahan Impianku ini adalah aku tujukan pada ibadahku kepada Allah, bukan hanya semata mata menjauhkan ku dari perbuatan Zina, aku punya impian ya Allah, aku tau bagaimana pernikahan itu menjadi penyempurna agama ku, aku tau bagaimana Rasulullah pun menganjurkan untuk menikah, beri aku kesempatan menjadi seperti Ibunda Khadijah yang setia pada suaminya, meski aku tau akhlak ku jauh dari kata baik , jauh sekali seperti Ibunda Khadijah, jauh seperti Fatimah , apalgi seperti Aisyah, aku hanya wanita akhir Zaman yang merindukan surga lewat jalan jalan yang kau beri, kala jalan ku hampir putus ketika aku mengingat betapa menumpuknya dosa yang ku perbuat..
namun aku percaya, kelak engkau akan memberi kan jalan indah untuk pernikahan Impianku..
jadi,pernikahan impianku itu bukan penjabaran bagaimana aku nanti saat jadi pengantin, bukan pesta nya yang wah, tapi pernikahan impian aku itu adalah bagaimana impian aku untuk bisa beribadah kepada Allah dengan penuh kesenangan, sampai aku ga ngerasain kalau sedang banyak ujian yang mengampiri, yang aku tau, menikah adalah ibadah, menyempurnakan separuh agama, menuju SurgaNya, melahirkan generasi berikutnya dengan landasan islamiyah, pernikahan impianku, yang sejak dulu aku impikan adalah keluarga yang sakinah, mawadah, waramah. aamiin...
0 komentar:
Posting Komentar