Ini adalah cerita terbaruku setelah menikah, setelah proses kehamilan hingga melahirkan.
Ini adalah cerita terbaruku, dimana aq sangat amat sadar bahwa akan ada lagi episode episode yg amazing sekali untuk dilewati
Ini adalah cerita terbaruku yang tidak hanya bergelar sebagai seorang istri, namun juga bergelar ibu. Masya Allah.
dan ini adalah proses yang amat sangat engga pernah terbesit sekalipun bahkan untuk berkhayalny saja tidak pernah. ya kali mengkahayal anak sakit. 😂namun tetap saja ini adalah bagian skenario dari Allah, yang sudah barang tentu selalu punya hikmah dibalik semua nya .
ini adalah cerita dimana perasaanku mulai sangat amat berkecamuk, namun seperti ada dorongan untuk tetap tenang, untu tetap tabah, untuk tetap sabar dan tangguh.
Beberapa minggu lalu, anak ku Aiza terpaksa harus dirawat dirumah sakit, setelah hampir dua minggu lamany aiza sangat kuat menahan rasa sakit risih dan ga nyaman dengan flu dan batuknya.
Suatu malam, aq melihat bayi ku begitu tersiksa dengan fluny yg mengganggu tidurnya, rasany tidak tega sekali melihatny, padahal segala macam cara sudah aq lakukan, mulai dari memberiny obat, membaluriny minyak telon agar tetap hangat, mencoba membuat uap air hangat sendiri biar bsa dihirup Aiza, sampai kedokter konsultasi ini itu, sampai akhirnya Aiza demam sangat tinggi, membuat kita sudah dipuncak khawatir termasuk mamaku, sebab saat ku tinggal kerja Aiza tentu dijaga dan d rawat oleh mama, mama yang tidak tega langsung membawa ke rumah sakit, setelah diperiksa demam aiza sangat tinggi kala itu, walau hasil pemeriksaan cek darah semua baik baik saja. tidak ada gejala covid, atau demam berdarah, tapi biargimanapun aq sendiri sudah tidak tau lagi bagaimana meredakan demamny aiza sampai ku fikir2 terpaksa bayi 8 bulanku aiza hrs d rawat dirumah sakit.
Sebelum masuk rumah sakit aq sudah cuti dari kantor untuk bsa merawat aiza lbh lama, tpi apa daya saat baru masuk sehari kondisi aiza drop lagi dn harus d bawa ke rs.
sesampai d rs, aq melihat bayiku begitu kuat tidak rewel tidak manja, dia mash seperti aizaku ceria dn selaku menebar senyum. walau rasanya sebagai orang tua hatiku meringis melihat tangannya yg udah d infus. Tapi aq harus kuat..
Aku dan suami kompak menjaga aiza. besokny aq ijin setengah hari untuk masuk kantor, sebab aq ingin lama menjaga aiza. walau seharusny aq ijin cuti lagi, tpi bgimana ada tanggung jawab juga yg hrus kuselesaikan disitulah perasaanku berkecamuk, harusny ini mudah ijin aja udah selesai bgtu . kan anak lg sakit. tpi kenyataanny setiap org punya maslahny dn prosesny masing masing , mungkin sebagian org akan menilai, bukannya cuti aja kerja mah g ad abisnya, lgian kerja kan demi anak. masa anak sakit ditinggal bla bla bla dn segala macem. sebagai org tua aq paham akan hal itu, pasti ada aja yg pny pikiran seperti itu wajar bahkan aq sendiri pun merasa btpa tidak tegasny aq. tpi balik lagi hidup plihan aq telah memilih merangkap banyak tugas. memilih menjadi ibu. istri dn berkarir diluar. ini sudah barang tentu akan terjadi tpi aq jg g bsa nangkep semua jd satu dn g bsa egois. aq ibu, aq istri. tpi aq jg pny tnggung jawab lain. g mngkin aq ninggalin semua seenak jidat. diluar konsep d kantorku emng g ad yg bsa gantiin?? kenyataanny ini adalah pilihan yg hrus aq hadapi dan jalani.
Kala itu beruntungy suami aq memahami kegelisahanku yg stu sisi masih mau jaga anak. tapi stu sisi jg ad pekerjaan yg hrus d selesaikan, suamiku hanya diam, sebab dia tau betapa sudah berkecamukny pasti pikiran istrinya, aqu diam diam seribu bahasa, menahan tangis, menahan rasa kesal, menyalahkan diri sendiri, dsb, namun aku berusaha tetap tenang, aq berusaha tetap tegar, ga boleh sedih, sampai satu titik aq merasa sangat beruntung dan bersyukur sebab masih punya orang tua , masih punya mama, dalam kondisi seperti ini, jelas aku sangat sangat sekali membutuhkan mama, tapi aku tau ini semua tanggung jawabku sebagai seorang tua, sebenarnya aku sendiri tidak enak merepotkan mama, tapi mau gimana, , dalam situasi seperti itu aku memang sangat butuh mama untuk ikut serta menajaga anakku kala itu, sebab tidak mungkin juga semuaku mejaga anakku dirumah sakit sendirian...
Akhirnya pukul 14.00 WIB aku baru bisa berangkat kekantor bayangkan , jam dua siang kekantor, tapi aku tidak mau mengeluh terus menerusan, tidak ingin menyalakhan keadaan terus terusan dsb, aku hanya diam diam dan diam, dan terus melaju dengan sepeda motorku, bergegas kekantor, untuk menyelesaikan tugas yang harus kuselesainkan, yang menjadi tanggung jawabku... sesampainya dikantor tidak ada yang menegur, hanya saja mungkin terbesit pertanyaan pertanyaan oleh beberpa rekan kerja, jam berapa ini?? gila?? enak ya?? aqu hanya diam, bosku tidak menegur, sebab sebelumnya memang aq sudah ijin, dan aku tau bosku ga banyak komplen, asal kerjaan beres aja, hihi Alhamdulillah.
Kejadian itu membuatku sangat sangat diambang kebimbangan sampai saat ini, sebab walaupun orang tuaku bsa menjaga aiza, tetap saja aiza adalah tanggung jawabku anakku, disamping itu walau kantorku terkadang meberikan terus ijin, namun akan sampai kapan?? mau sampai kapan seperti itu terus, sampai kapan harus berdebat dengan perasaan yang berkecamuk entah itu artinya apa, bagian hati kecil ku sebagai seorang ibu yang ingin utuh merawat anakny setiap hari seperti telah menggebu gebu... namun mengambil kepeutusan dalam keadaan lelah, marah menurutku itu gegabah, dan seperti bunuh diri, maka kini pelajaran berharga yang ku dapat adalah lebih menahan rasa yang memang tidak perlu harus ditunjukkan berlebihan dan hanya diam sambil berdoa, sebab tajamnya qolbu berbisik itu sampai kelangit..
semoga kelak aku bisa menemukan petunjuk itu, dalam hati dan perasaan yang sebaik baik nya...
aamiin
salam hangat
iis ismawati nurhasanah
0 komentar:
Posting Komentar